Rabu, 24Februari 2009-23.06 WIB
Pihak BI cabang Makassar menyatakan bahwa uang sebesar Rp6,7 T yang dikucurkan oleh LPS kepada Bank Century bukanlah uang rakyat. Pernyataan ini kontan memicu kemarahan ratusan massa aksi dari Front Rakyat Antikorupsi (FRAK), saat menggelar aksi mereka di depan Kantor Bank Indonesia (BI) cabang Makassar, Rabu (24/2).
Menurut Arham, humas dari FRAK, pernyataan tersebut disampaikan oleh salah seorang humas dari pihak BI cabang makassar, yaitu Sdr. Anto (nama panggilan). Menurut Anto, seperti yang disitir oleh Arham, uang sebesar Rp6,7 T tersebut bukan uang rakyat sama sekali.
Arham menjelaskan, keuangan LPS berasal dari dua sumber, yaitu modal dasar dari Negara sebesar Rp4 Triliun dan premi dari bank-bank peserta penjaminan. "Apakah dia (Anto, red) menganggap modal awal sebesar Rp4 Triliun itu jatuh dari langit," tegasnya.
Selain itu, menurut Arham, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) adalah lembaga Negara yang terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 4/2004. Kalau begitu, apakah BI mau menapikan kenyataan bahwa LPS adalah lembaga publik, bukan swasta.
Akibat pernyataan pihak BI tersebut, ratusan massa yang sebagian besar ibu-ibu ini mau meloncati pagar BI dan mengungkapkan kekesalan mereka. Mereka menilai, BI adalah pelaku kejahatan utama dalam skandal Bank Century.
Disamping itu, ratusan massa ini juga menyatakan mosi tidak percaya terhadap partai demokrat, PAN, PPP, danPKB. "Mulai saat ini, kita akan mengkampanyekan kepada rakyat untuk mencabut dukungan terhadap partai-partai penghianat rakyat,"tegasnya.
(backlink berdikari online)
0 komentar:
Posting Komentar